SEMARANG - Banyaknya E-Warung yang diduga tidak layak menjadi agen, di wilayah kecamatan Suruh, kabupaten Semarang, Jawa Tengah menjadi perhatian dan sorotan publik. Hari Kamis, (14/10/2021).
Informasi yang dihimpun jurnalis Indonesiasatu.co.id beberapa E-warung yang di datangi, setiap harinya tidak semuanya menjual bahan pokok bantuan pokok bantuan sosial (Bansos) sembako yang dibutuhkan oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sewaktu-waktu, bahkan diduga ada pemaketan bansos secara sepihak.
Salah satu pemilik Toko Widjaya bernama Susana yang menjadi agen E-warung di wilayah desa Reksosari, kecamatan Suruh, kabupaten Semarang saat di konfirmasi oleh awak media sempat menunjukkan foto pemaketan Bansos yang berisikan Beras, Telur, Labu Siam, dan Jeruk pada Rabu (12/10/2021) pagi sekira pukul 08.20 WIB.
Ketika dikonfirmasi terkait surat Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan Bank terkait, tidak tahu apa yang dimaksud, justru menunjukkan data jumlah KPM sebanyak 232, dari jumlah tersebut sekitar 74 KPM bantuannya tidak cair, dan ditambah data baru sebanyak 91 KPM tidak cair sama sekali.
Menurut Susana mengatakan bahwa dirinya menjadi agen E-Warung berawal dari dirinya memiliki warung, dan mendapatkan saran dari Adip salah satu pengurus Bansos BNI link di Salatiga, juga saran dari Mas Arif Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Suruh.
"Akhirnya saya mengajukan permohonan menjadi E-Warung dan dibantu oleh Pak Adip, " kata Susana.
Susana menjelaskan bahwa tentang PKS masih dibawa oleh Adip dan tidak pernah membawa salinan ataupun fotocopynya.
"Untuk teknis penyaluran karena saat bersamaan dengan pandemi covid-19 jadi sama Pak Babinsa KPM tidak boleh mengambil secara langsung, jadi cara pengambilan adalah perwakilan 1 orang membawa 10 sampai 15 paket bansos sembako, jadi 1 hari selesai, " jelas Susana.
Susana menegaskan bahwa terakhir KPM menerima 2 bulan paket bansos yakni Agustus dan September 2021, dan total keseluruhan yang disalurkan sebanyak 464 paket bansos sembako.
"Dari sekian yang tidak cair itu justru benar-benar orang yang tidak mampu dan bisa dikategorikan masyarakat menengah kebawah, hati saya itu benar-benar gimana gitu, dan yang cair itu orang diatasnya dari mereka-mereka yang tidak cair, " pungkas Susana.
Jurnalis : Bendhot
Editor : AGUNG W
KABIRO : SEMARANG